perancanganmesin pencacah menggunakan 5 mata pisau dengan spesifikasi, panjang 180 mm, lebar 50 mm, tebal 10 mm dan sudut mata pisau 35° dengan panjang poros penggerak 450 mm, diameter 30 Bentuk pengelolaan sampah plastik, dapat dimulai dengan melakukan pencacahan sampah tersebut agar mudah untuk didaur ulang. Pencacahan sampah plastik
Unduh PDF Unduh PDF Membuat pisau dengan cara mengasah merupakan kegiatan pembuatan prakarya dengan besi yang menyenangkan, bermanfaat, dan berguna. Walaupun kegiatan ini merupakan kegiatan yang menyita waktu dan membutuhkan ketelatenan yang cukup tinggi, namun jika Anda mengikuti langkah-langkah berikut ini maka tanpa disadari Anda akan mampu membuat pisau sendiri. 1 Gambar bilah pisau. Gunakan kertas grafik untuk mendesain bentuk bilah pisau yang Anda inginkan. Gambarlah menggunakan ukuran yang sama dengan ukuran aslinya untuk mempermudah dalam proses pembuatannya. Gunakan kreativitas Anda dalam mendesain bilah pisau, namun tetap perhatikan fungsi dan kegunaannya. 2Tentukan panjang bilah. Ukuran panjang bilah pisau dapat disesuaikan menurut masing-masing pribadi, meskipun bilah berukuran besar akan terasa berat dan membutuhkan banyak bahan besi untuk membuatnya. 3Desain gagang pisau. Gagang pisau merupakan bagian yang terdpat pada pegangan pisau. Metode paling mudah dalam membuat gagang pisau dikenal dengan istilah “full tang.” Dalam metode ini gagang pisau dibuat dengan ketebalan yang sama dengan pisau, dan pegangannya dibuat dengan memasang potongan kayu pada kedua sisi gagang pisau menggunakan rivet atau paku keling. Iklan 1 Gunakan besi karbon. Ada beberapa jenis dan tingkatan besi yang berbeda. Dalam membuat pisau, jangan gunakan stainless steel karena logam tersebut sulit untuk dibentuk dan hasilnya tidak akan bagus. Besi 01 merupakan jenis besi karbon yang paling populer untuk membuat bilah pisau karena bahan ini mudah untuk dicelupkan ke dalam air saat panas. Cari lempengan besi dengan ketebalan 0,35 hingga 0,60 cm. 2Tentukan bahan untuk pegangan pisau. Kayu merupakan bahan yang mudah untuk membuat pegangan pisau, namun Anda juga dapat menggunakan bahan apa saja sesuai keinginan Anda. Karena ini merupakan petunjuk untuk membuat pisau full tang, maka gunakan bahan yang bisa dipasang dengan rivet atau paku keling. G10, micarta, dan kirinite merupakan produk yang bagus dan juga anti air. 3 Cetak desain pisau. Cetak desain pisau yang sudah Anda buat di kertas grafik pada lempengan besi dengan menggunakan spidol permanen. Garis yang terbentuk akan membantu Anda dalam memotong lempengan besi. Pastikan Anda juga mencetak gagangnya karena bilah dan gagang pisau merupakan dua bagian yang menyatu. Sesuaikan ukuran pisau bila perlu ketika Anda sudah mendapatkan bentuk dasarnya. 4Siapkan peralatannya. Alat yang Anda butuhkan adalah gergaji besi, angel grinder dengan hard wheel dan flap wheel, ragum, perlengkapan pelindung serta beberapa peralatan lainnya yang Anda miliki seperti gerinda grizzly atau KMG. Selain Itu Anda juga memerlukan beberapa bilah gergaji cadangan. Iklan 1Gunakan gergaji untuk memotong besi. Potong bentuk persegi panajang di sekeliling gambar pisau yang telah Anda desain untuk memisahkan gambar dengan lempengan besi. Pakailah gergaji yang lebih keras jika besi sedikit tebal. Persegi panajang inilah yang nanti akan Anda gilas untuk membentuk pisau. 2Gilas bentuk pisau. Letakkan potongan pisau yang masih kasar pada ragum kemudian gilas. Ikuti petunjuk untuk membentuk pisau. Gunakan gerinda untuk merapikan bentuk pisau. 3 Gilas tepian pisau. Secara perlahan gilas tepian pisau untuk membuat lekukan menggunakan flap wheel. Pastikan lekukan berada di tengah-tengah bilah pisau. Buat lekukan di setiap sisi bilah. Dengan ini Anda akan mendapatkan bentuk tepian pisau yang benar. Pelan-pelan saat melakukan langkah ini, karena jika Anda menggilas terlalu berlebihan maka bilah pisau tidak akan terbentuk dengan baik sehingga Anda harus memulai dari awal lagi. 4Bor bagian yang akan Anda pasang rivet atau paku keeling. Gunakan mata bor yang sama ukurannya dengan rivet yang akan Anda pasang. Lubangi pada bagian pegangannya. Anda mungkin perlu membuat beberapa lubang, tergantung pada ukuran pisaunya. 5 Lakukan langkah akhir. Haluskan menggunakan ampelas dengan tingkat kehalusan 220. Jangan terlalu terburu-buru saat mengampelas agar goresan-goresan pada pisau hilang. Ampelas seluruh permukaan pisau. Hal ini dilakukan supaya pisau lebih mengilap dan lebih baik kualitasnya. Ampelas dengan arah yang berbeda setiap kali Anda mengganti permukaan ampelas. Anda juga dapat menggunakan pengukir untuk membuat cekungan pada bagian dalam dekat gagang pisau. Ikuti pola yang ada kemudian ukir. Iklan 1 Siapkan tempa besi. Langkah paling baik untuk membuat pisau menggunakan api adalah dengan ditempa. Untuk pisau kecil, Anda dapat menggunakan api obor. Untuk pisau yang lebih besar, Anda dapat menggunakan tempa batu bara atau gas. Siapkan cairan pencelup. Untuk mendinginkan pisau, Anda harus mencelupkan pisau ke dalam cairan. Cairan yang digunakan tergantung pada jenis besi, namun untuk jenis besi 01 Anda dapat menggunakan satu ember oli. Anda harus mencelupkan seluruh pisau ke dalam cairan tersebut. 2 Panaskan pisau. Panaskan hingga besi berwarna jingga. Tempelkan pada magnet untuk mengetahui apakah pisau sudah cukup panas. Apabila besi sudah mencapai suhu yang diperlukan, maka daya magnet pada besi akan menghilang. Ketika sudah tidak menempel pada magnet, dinginkan dengan udara. Ulangi proses ini hingga 3 kali. Saat mengulangi proses di atas untuk keempat kalinya, jangan dinginkan besi dengan udara, namun celupkan ke dalam oli. Hati-hati dengan api yang akan timbul ketika besi dicelupkan ke dalam oli, oleh karena itu pastikan Anda sudah menggunakan pelindung yang memadai. Ketika telah mengeras, pisau dapat patah apabila jatuh, oleh karena itu pegang dengan kuat. 3Panaskan oven. Atur suhu oven hingga 200°C. Letakkan pisau ke dalam oven dan panaskan selama 1 jam. Setelah 1 jam, maka proses pemanasan selesai. 4Ampelas pisau kembali. Gunakan ampelas dengan kehalusan sebesar 220 hingga 400. Poles pisau apabila Anda ingin pisau mengilap. Iklan 1Potong kayu yang akan Anda gunakan sebagai pegangan pisau. Untuk pisau jenis full tang, terdapat dua potong kayu untuk pegangan yang dipasang di masing-masing sisi gagang. Potong dan ampelas kayu secara bersamaan untuk memastikan kedua sisinya simetris. 2Pasang kayu menggunakan epoxy atau lem. Bor untuk membuat lubang untuk rivet atau paku keling pada kedua sisinya. Hati-hati jangan sampai epoxy mengenai bilah pisau karena akan sulit untuk dibersihkan. Jepit pada ragum dan keringkan selama satu malam. 3Gunakan gergaji untuk langkah akhirnya dan sesuaikan pisau dengan pegangannya. Masukkan rivet atau paku keling hingga tersisa 0,60 cm ke luar lubang pada gagang di setiap sisinya lalu ratakan dengan palu. Pasang semua rivet kemudian ampelas pegangan pisau. Iklan 1Siapkan batu asah. Anda memerlukan batu asah yang besar untuk langkah ini. Beri minyak pada permukaan batu asah yang kasar. 2 Pegang pisau dengan kemiringan 20° dari permukaan batu asah. Gesekkan pisau di atas batu asah dengan gerakan seperti memotong. Angkat pegangan pisau saat Anda menajamkan pisau hingga ke ujungnya. Setelah beberapa gesekan, balik pisau dan tajamkan sisi yang lainnya. Setelah semua sisi pisau ditajamkan, ulangi lagi di sisi batu asah yang masih baik. 3Uji pisau Anda. Pegang sebuah kertas dan potong kertas dengan pisau di dekat bagian yang Anda pegang. Pisau yang tajam akan dengan mudah memotong kertas ke dalam serpihan-serpihan. Iklan Peringatan Ketika Anda bekerja menggunakan pisau, gerinda, serta gergaji, lakukan dengan hati-hati dan gunakan alat pelindung yang memadai. Iklan Hal yang Anda Butuhkan Kertas grafik Besi karbon Bahan untuk pegangan pisau kayu, tulang, tali, dll. Gergaji besi dengan bilah cadangan Angle grinder Ragum atau penjepit Bor Tempa besi atau tempat pembakaran Ampelas Batu asah Minyak asah Sumber & Kutipan Tentang wikiHow ini Halaman ini telah diakses sebanyak kali. Apakah artikel ini membantu Anda?
PencacahPlastik Tipe Crusher Kapasitas 50 kg/jam. Dalam perancangan mesin pencacah plastik tipe crusher ini dilakukan perancangan yang berupa gambar desain, perhitungan dan pemilihan bahan komponen-komponen mesin pencacah antara lain: daya, mata pisau, poros, bantalan, pasak, transmisi sabuk-v dan puli. Mesin pencacah plastik ini memilikiSalah satu alat kebutuhan yang wajib ada di dapur adalah pisau. Namun, jenis pisau sangat beragam dan terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan bentuk dan kamu masih suka bingung bedanya pisau yang satu dengan pisau yang lainnya, bukan?Memakai satu pisau untuk memotong semua bahan makanan memang tidak disarankan. Untuk itu, kita perlu memiliki beberapa jenis pisau di Apa Saja Jenis-jenis Pisau Dapur?Untuk itu, kami akan berikan rangkuman mengenai perbedaan tiap jenis pisau dapur berdasarkan fungsinya, seperti berikut Chef’s KnifeJenis pisau chef’s knife merupakan pisau serbaguna yang banyak digunakan karena mampu memotong berbagai jenis bahan makanan, mulai dari daging, buah, dan heran jika Chef’s knife mendapat julukan pisau serbaguna. Ukuran standar pisau ini biasanya mencapai 20-30 kamu sedang mencari pisau serbaguna ini, kami memiliki rekomendasi chef’s knife ala Jepang, yakni pisau santoku, seperti berikut 17 Cm Pisau Santoku Fluted Edge – HitamBeli di siniVictorinox 17 Cm Pisau Santoku – KuningBeli di sini2. Slicing KnifeSlicing knife punya bentuk yang mirip dengan pisau serbaguna karena ramping dan panjang. Namun, slicing knife memiliki ukuran yang lebih mata pisau yang tajam, alat masak satu ini berfungsi untuk mengiris daging dalam ukuran yang tipis, seperti irisan untuk daging itu, kamu bisa memakai pisau ini juga buat memotong sayuran, kulit buah, dan 25 Cm Pisau PengirisBeli di siniVictorinox 30 Cm Pisau Pengiris Salmon FibroxBeli di sini3. Boning KnifeMeski diartikan sebagai pisau tulang, tetapi fungsi pisau ini bukan untuk memotong tulang, melainkan untuk memotong daging dari ini memiliki ukuran yang kecil dan sangat tajam agar mempermudah dalam melepaskan daging dari tulang, seperti pisau berikut Craft 15 Cm Pisau BoningBeli di siniScanpan 15 Cm Classic Pisau BoningBeli di sini4. Mincing KnifeMincing knife merupakan jenis pisau yang memiliki mata pisau yang melengkung dan dilengkapi dengan dua gagang dari pisau jenis ini adalah untuk mencincang bahan makanan. Cara kerjanya juga unik, kamu perlu menggoyangkan kedua sisi gagang ke kanan dan Cleaver KnifeCleaver knife merupakan jenis pisau yang sering kamu temukan di berbagai toko daging yang ada di potong ini berbentuk kotak dan berukuran besar. Kamu bisa menggunakan pisau ini untuk memotong berbagai jenis tulang, mulai dari yang kecil hingga juga yang menyebut pisau ini sebagai Chinese knife karena sering terdapat pada peralatan masak para juru masak dari China. Nah, berikut jenis cleaver knife yang bisa kamu Pisau Daging – Abu-abuBeli di sini6. Paring KnifeParing knife adalah pisau yang memiliki ukuran yang lebih kecil dari chef’s knife dengan panjang 10-17 cm. Pisau ini mampu untuk mengupas buah, sayuran, serta untuk membuka kulit berikut rekomendasi pisau paring terbaik yang bisa kamu gunakan di 10 Cm Pisau Paring Pointed Tip – MerahBeli di siniVictorinox 10 Cm Pisau Paring Gerigi – HitamBeli di sini7. Bread KnifeSeperti namanya, bread knife adalah jenis pisau yang digunakan untuk memotong roti. Mata pisau roti biasanya memiliki tekstur gerigi kecil yang berfungsi untuk menjaga bentuk roti agar tidak pisau roti yang bisa kamu gunakan untuk memotong roti tawar di 21 Cm Pisau Roti Gerigi – KuningBeli di siniVictorinox 21 Cm Pisau Roti Gerigi – KayuBeli di sini8. Dessert KnifePisau dessert didesain dengan mata pisau yang tidak terlalu tajam dan berfungsi untuk memotong makanan penutup, seperti kue bolu dan memiliki beberapa rekomendasi dessert knife yang bisa kamu gunakan untuk menyantap makanan 11 Cm Pisau DessertBeli di siniNah, itu tadi beberapa rekomendasi pisau yang bisa kamu gunakan sesuai kebutuhan. Jadi, mana yang sudah kamu miliki?Kamu juga bisa menemukan berbagai pilihan pisau lainnya hanya di pisau berkualitas hemat hingga 50% klik di siniSitus belanja online ini menyediakan berbagai kebutuhan rumah tangga dan peralatan dapur dari brand-brand ternama dari Kawan Lama Group, yaitu ACE, INFORMA, SELMA, ATARU, Krisbow, Pendopo, dan masih banyak gunakan pisau dapur yang tepat di rumah!Temukan juga berbagai artikel menarik lainnya dari ruparupa hanya di Google News atau klik di sini.Danberikut ini salah satu contoh bentuk pisau untuk mencacah plastik . BAHAN PISAU PENCECAH PLASTIK Kebanyakan yang kami gunakan untuk membuat pisau pencacah ini menggunakan produsen yakni : SKD-11 :Pabrikan Jis - Jepang Ektra KNL K110 :Pabrikan Bohleer - Jerman SLD :Buatan Hitachi 2379 :Buatan Thyssen XW-42 : Assab K-100 : Bohler Steel SKS-3 Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Infotekmesin Juli 2020 p-ISSN 2087-1627, e-ISSN 2685-9858 DOI 147 Desain dan Analisis Mata Pisau Pencacah Untuk Pengolahan Sampah Plastik Menggunakan Finite Element Analysis Sigiet Haryo Pranoto1, Santi Yatnikasari2, Muhammad Noor Asnan3, Rizqi Ilmal Yaqin4 1,2,3Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur 4Program Studi Permesinan Kapal, Politeknik Kelautan dan Perikanan Dumai 1,2Jl. Ir. H. Juanda Sidodadi, Kec. Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, 75124, Indonesia 4Jl. Wan Amir Pangkalan Sesai, Dumai, 28826, Indonesia E-mail shp904 sy998 mna985 Info Naskah Naskah Masuk 14 Juni 2020 Direvisi 2 Agustus 2020 Diterima 13 Agustus Sampah plastik adalah salah satu masalah lingkungan yang ada di Indonesia. Sampah plastik meupakan jenis sampah yang sulit terurai, sehingga perlu penanganan khusus untuk pengolahan masalah tersebut. Salah satu alternatif yang ditawarkan yaitu dengan pembuatan mesin pencacah plastik. Salah satu dalam manufaktur suatu mesin yaitu menrancang dan menganalisa komponen yang digunakanan. Mata pisau merupakan salah satu komponen penting pada mesin pencacah plastik. Simulasi model dari mata pisau sendiri perlu dilakukan untuk menganalisa kinerja dari mata pisau tersebut saat proses kinerja mesin tersebut. Permodelan simulasi dilakukan menggunakan software CAE. Bentuk meshing pada permodelan mata pisau yaitu menggunakan tetrahedral dan rasio meshing yaitu mendekati 1. Hasil yang didapatkan dari proses permodelan mata pisau yaitu tegangan maksimum Von mises pada pembebanan 300N, 500N dan 700N berturut turut sebesar 6,752 x 10-3 MPa, 2,845 x 10-3 MPa dan 1,575 x 10-3MPa. Sedangkan besaran displacement pada variasi pembebanan 300N, 500N dan 700N berturut turut memiliki nilai 6,752 x 10-2 mm, 1,125 x 10-1 mm dan 1,575 x 10-1 mm. Safety factor pada simulasi ini dihasilakan yaitu memiliki nilai 15 yang artinya aman untuk semua variasi pembebanan karena memiliki nilai lebih dari 1. Keywords von mises stress; displacement; safety factor; finite element analysis; blade. Plastic waste is one of the environmental problems in Indonesia. Plastic waste is a type of waste that is difficult to decompose, so it needs special handling for processing the problem. One alternative offered is by making a plastic chopper machine. One of the manufacturing of a machine is to design and analyze the components used. The blade is one of the important components of a plastic chopper. Model simulation of the blade itself needs to be done to analyze the performance of the blade during the performance of the machine. Simulation modeling is done using CAE software.. The form of meshing in the blade model is using tetrahedral and the meshing ratio is close to 1. The results obtained from the blade modeling process are the maximum Von mises stress on the loading of 300N, 500N, and 700N respectively at x 10-3 MPa, x 10- 3 MPa and 1,575 x 10-3MPa. While the amount of displacement in the variation of loading 300N, 500N, and 700N respectively has a value of x 10-2 mm, x 10-1 mm and x 10-1 mm. The safety factor in this simulation is produced which has a value of 15, which means it is safe for all loading variations because it has a value of more than 1. *Penulis korespondensi Sigiet Haryo Pranoto E-mail shp904 p-ISSN 2087-1627, e-ISSN 2685-9858 148 1. Pendahuluan Perairan Indonesia merupakan salah satu perairan terbesar dan memiliki keanekaragaman sumber daya alam. Indonesia adalah negara maritim yang besar dengan luas lautan sekitar 5,9 juta km2 dan panjang pantai sekitar km [1], sehingga Indonesia mempunyai kekayaan alam yang banyak, namun juga memiliki dampak tentang pencemaran lingkungan khususnya sampah plastik. Indonesia sendiri adalah negara penghasil pencemaran terhadap laut terbesar kedua [2]. Sampah plastik merupakan jenis sampah yang sulit untuk terurai, sehingga perlu penanganan khusus untuk pengolahan sampah plastik tersebut. Salah satunya dengan melakukan pencacahan dan didaur ulang [3]. Untuk itu perlu dilakukan pembuatan mesin pencacah plastik. Pengolahan sampah ini bertujuan untuk memberikan nilai tambah dan mengurangi pencemaran lingkungan [4]. Limbah sampah plastik juga dapat digunakan sebagai bahan tambah untuk menaikkan mutu campuran aspal [5]. Tahapan awal dalam proses pembuatan mesin pencacah plastik adalah desain atau rancangan mesin. Salah satu komponen terpenting dalam keberhasilan proses pencacahan adalah blade atau mata pisau. Sehingga diperlukan analisis pada mata pisau sebelum dilakukan proses manufaktur. Finite Element Analysis adalah salah satu metode yang banyak digunakan oleh peneliti untuk menganalisis tegangan dan menganalisis parameter lainnya [6]. Permodelan FEA menjadi alat yang dapat untuk mengoptimalkan dalam perancangan suatu mesin dan komponen mesin sebelum proses manufaktur [7]. FEA merupakan suatu metode analisis sebagai bantuan untuk mencari solusi dalam perhitungan secara teoritis [8]. Permodelan FEA mampu memprediksi dan menjadi solusi dari kekuatan suatu material yang dapat membantu engineer dalam melihat gaya pembebanan secara teoritis dari sebuah permodelan [9], [10]. Finite Element Analysis dapat menganalisis konsentrasi atau distribusi tegangan serta displacement pada suatu bentuk dan geometri tertentu [11]. Blade atau mata pisau dapat disimulasikan menggunakan Finite Element Analysis dengan berbagai macam software analisis. Regangan atau strain merupakan perbandingan perubahan panjang benda terhadap panjang mula-mula akibat suatu gaya dengan arah sejajar perubahan panjang tersebut [12]. Hasil regangan tersebut akan menghasilkan displacement pada material tersebut. Perhitungan regangan [13] dijabarkan pada persamaan 1. 1 Dimana ε adalah regangan, adalah perubahan panjang benda, l0 adalah panjang awal benda dan l adalah panjang benda setelah dikenai gaya/beban. Penelitian sebelumnya mengenai analisis tegangan pada pisau mesin penghancur plastik menggunakan metode finite element analysis. Hasil dari penelitian tersebut menujukan pisau dapat digunakan untuk menghancurkan plastik jenis PET tanpa mengalami kegagalan bahan dari pisau tersebut [14]. Selain itu penelitian tentang perbedaan jenis bahan dan geometri pada pisau mesin pencacah plastik menggunakan Finite Element Method telah dilakukan. Hasilnya bahan dengan jenis AISI 1045 adalah jenis yang direkomendasikan karena memiliki tegangan von mises yang lebih rendah daripada lainnya [15]. Penelitian yang lain mempelajari tentang desain dari mesin penghancur plastik PET. Hasil simulasi dari model pisau dengan pembebanan 3000N dimana desain pisau tidak akan gagal jika dibebani pembebanan PET sebesar 3000N [16]. Penggunaan permodelan untuk menganalisa optimasi pada pisau pemotong. Hasilnya dengan desain yang sudah di optimasi dapat memotong dua benda kerja dan memiliki analisa struktur yang baik [17]. Penelitian yang berbeda tentang mata pisau pada mesin pencacah dengan variasi getaran. Dimana adanya karakteritik perubahan deformasi pada model simulasi karena perbedaan karakteristik pembebanan yang dipengaruhi oleh karakteristik getaran [18]. Berdasarkan beberapa permasalahan yang sudah dirangkum dan dijelaskan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini dilakukan untuk menganalisis tegangan dan kekuatan blade atau mata pisau mesin pencacah untuk pengolahan sampah plastik ketika dilakukan proses pencacahan plastik yang sebenarnya nantinya dengan menggunakan Finite Element Analysis FEA. Hasil yang akan didapatkan meliputi von mises stress, displacement, dan safety factor sebagai acuan sebelum proses pembuatan mesin dilakukan. Dalam penelitian ini dilakukan dengan mengasumsikan simulasi statis menggunakan software CAE. 2. Metode Permodelan gambar blade atau mata pisau digambar menggunakan sooftware CAD sebelum dilakukan analisis menggunakan software CAE. Sebelum pembuatan model mata pisau yang akan dianalisis, maka penentuan dimensi mata pisau seperti terlihat pada tabel 1. Bahan yang digunakan untuk pembuatan mata pisau dengan plat mild steel yang mempunyai sifat properti seperti Tabel 1. Berdasarkan data parameter pada Tabel 2, maka data tersebut dimasukkan kedalam software simulasi untuk dilakukan analisis. Blade/mata pisau tersebut akan dioperasikan pada mesin pencacah dengan penggerak motor listrik 1 Phase dengan daya 2HP sehingga mata pisau tersebut akan beroperasi seperti yang dijabarkan Tabel 3. Tabel 1. Dimensi bentuk blade/mata pisau Tabel 2. Sifat mekanik blade/mata pisau [14] p-ISSN 2087-1627, e-ISSN 2685-9858 149 Tabel 3. Kondisi kerja blade/mata pisau Sistem permodelan pada Finite Element Analysis juga sangat dipengaruhi oleh sistem meshing yang dilakukan pada objek yang akan dianalisis. Pada simulasi ini tipe meshing yang digunakan adalah tipe tetrahedral dengan jumlah node sebesar 2565 dan element sebesar 1307. Hal ini bertujuan untuk menyamakan rasio elemen yang satu dengan yang lainnya agar lebih kecil karena hasil analisis yang baik dan lebih teliti dipengaruhi juga oleh bentuk mesh yang baik. Rasio mesh yang baik adalah perbandingan rasio setiap elemennya adalah 1 atau mendekati 1. Pengaturan bentuk mesh pada blade atau mata pisau dapat dilihat seperti Gambar 1. Gambar 1. Meshing Dengan Tipe Tetrahedral Gambar 2. Peletakan Initial Condition Gambar 3. Peletakan Pembebanan Pada Pisau Pencacah Selanjutnya adalah Initial condition yang digunakan adalah tipe displacement/rotation dengan nilai 0 pada setiap sumbu X,Y, dan Z sehingga komponen ini hanya diam atau tertahan jika dikenai pembebanan. Hal ini dimaksudkan karena pada daerah ini nantinya akan dikunci dengan baut sehingga tidak ada pergerakan sedikitpun. Untuk mengetahui peletakan initial condition dapat dilihat pada Gambar 2. Pembebanan yang diberikan pada simulasi ini adalah tipe pressure. Pada bagian ini yang nantinya akan mendapatkan pembenanan dari sampah yang akan dicacah sehingga bersinggungan langsung dengan material sampah tersebut. Peletakan daerah pembebanan dapat dilihat seperti Gambar 3. Hasil solusi simulasi menggunakan software CAE untuk menganalisa tegangan dan displacement. Analisis secara statis digunakanan untuk mengetahui nilai dari finite element analysis dari persamaan tegangan von mises yaitu Perhitungan tegangan von mises pada elemen-elemen Finite Element Analysis [19] dijabarkan pada persamaan 2. 2 dimana E adalah Modulus Elastisitas bahan, l adalah panjang dari geometri bahan yang dimodelkan [19]. Setelah tahap simulasi dari simulasi permodelan tersebut akan mendapatkan nilai dari Von mises stress, displacement dan safety factor tiap variasi gaya yang diberikan. Nilai tersebut akan dianalisa nilai maksimal yang disajikan sebagai acuan desain dari model. 3. Hasil dan Pembahasan Von Mises Stress Proses analisis dilakukan dengan perbedaan 3 variasi pembebanan yaitu 300 N, 500 N, dan 700 N yang menunjukkan pembebanan kemampuan blade dapat bekerja dalam proses mencacah plastik. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan distribusi tegangan von mises pada mata pisau pada kondisi operasional kerja mesin. Hasil analisis terlihat pada Gambar 4, Gambar 5, dan Gambar 6. Gambar 4. Von Mises Stress 300 N p-ISSN 2087-1627, e-ISSN 2685-9858 150 Gambar Mises Stress pada 500 N Gambar 6. Von Mises Stress pada 700 N Hasil analisis yang dilakukan bahwa distribusi tegangan yang terjadi dengan load yang diberikan sebesar 300 N didapatkan tegangan maksimum atau von mises stress sebesar × 103 N/m2 atau setara dengan × 10-3 MPa. Selain itu rata-rata tegangan berada di area warna hijau yang berkisar sekitar × 102 N/m2 atau setara dengan × 10-2 MPa. Pada load yang diberikan sebesar 500 N terdapat peningkatan von mises stress dengan nilai maksimum sebesar × 103 N/m2 atau setara dengan × 10-3 MPa. Rata-rata distribusi tegangan juga masih di area warna hijau sekitar × 103 N/m2 atau setara dengan × 10-3 MPa. Percobaan terakhir dengan load sebesar 700 N didapatkan hasil tegangan maksimum sebesar × 103 N/m2 atau setara dengan × 10-3 MPa Displacement Displacement merupakan besar perubahan bentuk atau geometri dari suatu benda akibat dari gaya yang diterimanya. Hasil analisis terhadap besaran displacement yang terjadi seperti pada Gambar 7, Gambar 8, dan Gambar 9. Hasil analisis simulasi didapatkan data bahwa pada tegangan 300 N didapatkan displacement sebesar × 10-5 m atau setara dengan × 10-2 mm. displacement yang terjadi sangat kecil yaitu 1 sehingga mata pisau ini aman untuk digunakan. 4. Kesimpulan Hasil analisis yang telah dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan bahwa Distribusi tegangan pada permodelan blade atau mata pisau yang telah didesain/dirancang dengan pembebanan sebesar 300 N, 500 N, dan 700 N mengalami peningkatan disetiap pembenanan. Dari hasil analisis didapatkan distribusi tegangan tertinggi sebesar × 10-3 MPa dan hanya sedikit daerah yang mengalami konsentrasi dengan tegangan tinggi. Displacement yang terjadi pada permodelan blade/mata pisau juga sangat kecil. Hal ini dapat dibuktikan dengan displacement tertinggi sebesar × 10-1 mm pada pembebanan 700 N. Nilai ini sangat kecil mendekati 0 sehingga dapat diabaikan dan tidak ada terjadi perubahan geometri pada blade/mata pisau. Nilai safety factor yang didapatkan cukup besar yaitt sekitar 15. Hal ini tergolong cukup aman karena nilai safety factor yang aman adalah minimum 1. Untuk penelitian selanjutnya, simulasi dan analisis dari salah satu komponen mesin pencacah untuk bisa terus dilanjutkan kepada komponen mesin yang lain karena dengan adanya simulasi dan analisis sangat membantu peneliti sebelum melakukan proses manufaktur. Daftar Pustaka [1] R. Lasabuda, “Pembangunan Wilayah Pesisir Dan Lautan Dalam Perspektif Negara Kepulauan Republik Indonesia,” J. Ilm. Platax, vol. I, no. 2, pp. 92–101, 2013. [2] J. R. Jambeck et al., “Plastic waste inputs from land into the ocean,” 2015. doi [3] N. D. Anggraeni and A. E. Latief, “Rancang Bangun Mesin Pencacah Plastik Tipe Gunting,” J. Rekayasa Hijau, vol. 2, no. 2, pp. 185–190, 2018. [4] M. Yamin, D. Satyadarma, and P. Naipospos, “Perancangan mesin pencacah sampah type crusher,” in Proceeding seminar ilmiah nasional komputer dan sistem intelijen, 2008, pp. 20–21. [5] T. W. Suroso, “Pengaruh Penambahan Plastik Ldpe Low Density Poly Ethilen Cara Basah Dan Cara Kering Terhadap kinerja Campuran Beraspal,” Media Komun. Tek. Sipil, no. 3, pp. 208–222, 2008. [6] H. J. Lin, W. M. Lai, and Y. M. Kuo, “Effects of stacking sequence on nonlinear hydroelastic behavior of composite propeller blade,” J. Mech., vol. 26, no. 3, pp. 293–298, 2010, doi [7] S. H. Pranoto and M. Mahardika, “Design and finite element analysis of micro punch CNC machine modeling for medical devices,” AIP Conf. Proc., vol. 1941, 2018, doi [8] T. Fadiji, C. J. Coetzee, T. M. Berry, A. Ambaw, and U. L. Opara, “The efficacy of finite element analysis FEA as a design tool for food packaging A review,” Biosyst. Eng., vol. 174, pp. 20–40, 2018, doi [9] R. I. Yaqin, A. B. Prasetiyo, P. Pritiansyah, M. H. Amrullah, and B. M. T. Pakpahan, “Studi Numerik Umur Kelelahan Fatigue Life Pada Propeller Kapal Penangkap Ikan Dengan Kapasitas Mesin 24 Hp,” JTT Jurnal Teknol. Ter., vol. 6, no. 1, pp. 8–17, 2020, doi [10] R. I. Yaqin, J. P. Siahaan, and S. H. Pranoto, “Analisis Tegangan Propeller Kapal Penangkap Ikan Di Kota Dumai Menggunakan Finite Element Analysis,” JTT Jurnal Teknol. Ter., vol. 5, no. 2, p. 56, 2019, doi [11] J. Pratama and M. Mahardika, “Finite element analysis to determine the stress distribution, displacement and safety factor on a microplate for the fractured jaw case,” AIP Conf. Proc., vol. 1941, pp. 1–7, 2018, doi [12] N. B. Dantulwar, R. G. Maske, and J. T. Patel, “Finite Element Analysis of Ball Valve Assembly for Earthquakes,” in International Conference on Ideas, Impact and Innovation in Mechanical Engineering, 2017, no. 6, pp. 1460–1467. [13] P. Frauenfelder and P. Huber, Introduction to Physics. 1977. [14] M. F. Nasr and K. A. Yehia, “Stress Analysis of a Shredder Blade for Cutting Waste Plastics,” J. Int. Soc. Sci. Eng., vol. 1, no. 1, pp. 9–12, 2019, doi [15] C. P. Yepes, R. M. A. Pelegrina, and M. G. J. Pertuz, “Analysis by means of the finite element method of the blades of a PET shredder machine with variation of material and geometry,” Contemp. Eng. Sci., vol. 11, no. 83, pp. 4113–4120, 2018, doi [16] A. E. Ikpe and O. Ikechukwu, “Design of Used PET Bottles p-ISSN 2087-1627, e-ISSN 2685-9858 152 Crushing Machine for Small Scale Industrial Applications,” Int. J. Eng. Technol. IJET, vol. 3, no. 3, pp. 157–168, 2017, doi [17] Z. Yin and L. Xu, “Finite element analysis and optimization design of paper cutter cutting blade based on ANSYS,” in Proceedings International Conference on Robots and Intelligent System, 2018, pp. 475–478, doi [18] X. Shen, S. Qian, and Z. Yu, “The Research of Crusher Blade Carrier Shaft Based on Balancing Test and Dynamic Analysis,” Appl. Mech. Mechatronics Intell. Syst., pp. 79–84, 2016, doi [19] S. O. Dapas, “Analisis Struktur Rangka Batang,” J. Ilm. Media Eng., vol. 1, no. 2, pp. 156–160, 2011. [20] Z. Abidin and B. R. Rama, “Analisa Distribusi Tegangan Dan Defleksi Connecting Rod Sepeda Motor 100 Cc Menggunakan Metode Elemen Hingga,” J. Rekayasa Mesin Univ. Sriwij., vol. 15, no. 1, pp. 30–39, 2015. [21] B. Setyono, Mrihrenaningtyas, and A. Hamid, “Perancangan Dan Analisis Kekuatan Frame Sepeda Hibrid Trisona’ Menggunakan Software Autodesk Inventor,” J. IPTEK, vol. 20, no. 2, p. 37, 2016, doi [22] T. C. K. Reddy and K. N. Rao, “Design and Simulation of A Marine Propeller,” Int. J. Res. Adv. Eng. Technol., vol. 5, no. 1, pp. 111–128, 2015. [23] M. Y. Z. Aji, I. P. Mulyatno, and H. Yudho, “Analisa Kekuatan Modifikasi Main Deck Akibat Penggantian Mooring Winch Pada Kapal Accomodation Work Barge 5640 Dwt Dengan Metode Elemen Hingga,” J. Tek. Perkapalan, vol. 4, no. 1, pp. 74–82, 2016. ... Distribusi pola kontur tersebut menunjukkan tidak signifikan deformasi pada pemodelan allen key sehingga bentuk geometri tidak mengalami perubahan bentuk setelah menerima pembebanan yang diberikan [12]. Hal tersebut mengartikan tegangan yang diberikan masih berada di area elastis bahan, selain itu deformasi menjadi aspek terpenting ketika melakukan analisa hal ini dikarenakan dapat merubah bentuk dan menurunkan kegunaan dari allen key [12]- [14]. N, 175N, 225N, 275N, dan 325N diperoleh nilai deformasi maximum berturut-turut sebesar 3,4283 mm, 4,7996mm, 6,1709mm, 7,5422mm, dan 8,9135mm. ...... Safety Factor atau faktor keamanan merupakan suatu hal yang penting dalam perancangan dan analisis struktur secara menyeluruh sehingga dapat terjamin keamanan dari sebuah desain. Parameter terpenting dalam melakukan sebuah desain dan pengujian tegangan pada suatu bentuk objek saat menerima beban dari luar baik itu beban tarik maupun tekan adalah faktor keamanannya [12], [14], [18]. Untuk memperoleh faktor keamanan dapat diperoleh dengan membandingkan antara tegangan yang diberikan dengan tegangan luluh beban [11]. ...... Hasil angka kemanan yang didapat dari hasil simulasi menunjukkan bahwa angka keamanan pada desain allen key dikatakan aman terhadap pembebanan yang diberikan. Hal tersebut, ditunjukkan oleh nilai angka keamanannya diatas 1 dari tegangan yang bekerja dan memenuhi syarat mampu menahan pembebanan dinamis [11], [12], [14]. 125N, 175N, 225N, 275N dan 325N mengalami kenaikan setiap pembebanan. ...Allen key merupakan alat bantu untuk mengencangkan, melonggarkan dan melepas baut bekepala segi enam. Alat bantu harus mampu menahan beban dan menahan kontak. Simulasi pemodelan allen key dilakukan untuk mengetahui pengaruh deformasi dan angka keamanan dari sebuah desain. Software ANSYS membantu untuk menganalisis pemodelan. Parameter deformasi, regangan, tegangan mengalami kenaikan disetiap variasi pembebanan dengan nilai terbesar pada variasi beban 325N nilai deformasi sekitar 8,9135mm, Regangan sebesar 2,2 x 10-3mm, tegangannya sebesar 4,54 x 102Mpa. Angka keamanan setiap variasi pembebanan adalah 15, nilai tersebut menunjukkan desain, variasi yang diberikan dan jenis material aman untuk digunakan sampai pembebanan 325N.... Sedangkan jumlah pisau yang dibutuhkan untuk mekanisme penghancur harus sesuai dengan lebar hopper penampung plastik jadi membutuhkan mata pisau yang banyak. Jenis mekanisme pencacah plastik tipe gunting memiliki model persegi panjang dengan mata pisau yang tajam sesuai Gambar 1 Pranoto et al., 2020. Pisau mekanisme tipe gunting terhubung dengan poros penggerak sehingga dapat menimbulkan gaya potong akibat putaran mesin Orhorhoro, Ikpeand and Tamuno, 2016. ...... Tahapan awal dalam merancang suatu komponen mesin yaitu mendesain dan menganlisa desain yang dihasilkan. Proses analisa desain pisau mesin pencacah plastik adalah proses untuk menhasilkan produk yang maksimal dalam proses manufaktur Pranoto et al., 2020. Kegagalan struktur komponen mesin sering terjadi pada suatu mesin dikarenakan belum adanya perhitungan dan analisa strukurtur material yang digunakan mesin tersebut. ...... Tegangan yang dihasilkan masih di bawah tegangan luluh dari bahan tersebut Nasr and Yehia, 2019. Angka keamanan dari pisau pencacah plastik juga dapat diketahui dengan menggunakan metode Finite Element Analisys Pranoto et al., 2020. ...The amount of plastic waste each year will increase by 10% every year which is a problem for a country. Therefore, proper processing of plastic waste needs to be done. Before being processed into plastic waste processing, it is necessary to have a chopping process using a plastic chopping machine. The plastic chopping machine has an important component, namely the chopping knife. Before carrying out the knife manufacturing process, it is necessary to validate the design of the blade that is used with its loading. Model simulation using software is one way to quickly validate the model. This study aims to determine the effect of loading variations on stress, strain, deformation and safety factors of the model. The use of ANSYS software is used to analyze the chopping machine knife model with a variation of 5kg / hour, 10kg / hour, 20kg / hour and 50kg / hour capacities. The result is that the stress, strain and deformation parameters have an increase in value with increasing loading variations. The greatest values of stress, strain and deformation are in the variation of 50kg / hour respectively Pa; and 56,358 x 10-11mm. The value of the safety factor for all variations of loading has a value of 15. The value of the safety factor means that the design of the plastic chopping knife is safe to use up to a loading of 50kg / hour... evaluasi dari teori von mises memprediksi pembebanan/ tegangan yang diterima pada bahan. Hasil dari pemodelan simulasi 3D menunjukkan adanya bentuk sebaran tegangan von mises pada model pisau mesin pencacah plastik dengan perbedaan jenis bahan yang digunakan dapat di tunjukkan pada Gambar 5. Bentuk sebaran dari tegangan von mises setiap variasi bahan menunjukkan daerah yang memiliki nilai tertinggi max pada simulasi pemodelan berada pada sisi dalam dan luar desain [18]. Fenomena ini dikarenakan memiliki dimensi yang lebih kecil dari pada bagian lainnya [19]. ...... Perubahan bentuk dari model yang sangat kecil menunjukkan bahwa model simulasi tidak akan rusak dan dapat diterapkan pada mesin [25]. Deformasi menjadi aspek yang penting dalam analisa dikarenakan dapat merubah bentuk komponen yang menjadikan adanya gangguan pada kegunaannya [18]. Gambar ...Sampah merupakan masalah yang belum terselesaikan dimana 14% dari jumlah 30% sampah anorganik merupakan sampah plastik. Upaya dalam mengelola sampah plastik yaitu mengurangi ukuran sampah plastik untuk di kelola. Mesin pencacah plastik merupakan alat yang digunakan untuk mengurangi ukuran sampah plastik. Salah satu komponen penting dalam mesin pencacah plastik yaitu pisau. Penentuan bahan pada penggunaan pisau adalah salah satu langkah dalam proses pembuatan pisau. Simulasi model dalam pemilihan bahan dapat digunakan untuk memprediksi bahan yang tepat secara segi mekanis. Penelitian yang telah dilakukan memiliki tujuan menentukan bahan yang efektif dengan menggunakan FEM dari segi pemenuhan standar karakteristik desain mekanis dari desain pisau. Hasilnya semua bahan yang diajukan memenuhi syarat desain dalam pembuatan pisau dengan kondisi pembebanan operasi. Namun, bahan yang direkomendasikan secara segi teknis mekanik dalam pembuatan pisau pencacah plastik yaitu JIS SUP 9. Hal tersebut dikarenakan memiliki nilai Equivalent Von-Mises Stress 27,695 x 10-2 MPa, Equivalent Elastic Strain 12,882 x 10-7 m/m, Total Deformation 17,722 x 10-10 m dan Safety Factor 15 hasil simulasi yang optimal dari bahan lainnya.... Permodelan simulasi dilakukan menggunakan software CAE. Bentuk meshing pada permodelan mata pisau yaitu menggunakan tetrahedral dan rasio meshing dengan menunjang von misses, displacement, dan safety factor dengan variasi pembebanan [4]. Kajian ini difokuskan pada perancangan alat penghancur kotoran ternak. ...Aji Abdillah KharismaMahesa Dikta AjiwiratamaSampah adalah limbah yang terdiri dari zat organik dan zat anorganik yang harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan, khususnya untuk sampah kompos. Kompos merupakan produk akhir suatu proses fermentasi tumpukan sampah atau bagian dari tanaman jerami, rumput, daun pisang, daun tebu, dll. Salah satu alternatif yang perlu dilakukan terhadap sampah kompos yaitu merancang pembuatan mesin pencacah kompos dan menganalisis komponen yang digunakan seperti pisau pencacahnya. Mata pisau merupakan bagian komponen penting untuk melakukan proses pencacahan. Metode analisis simulasi model desain mata pisau dilakukan untuk menganalisis kinerja dari mata pisau berdasarkan kekuatan pembebanan yang diberikan. Permodelan simulasi dilakukan menggunakan software dan akan dibandingan dengan perhitungan secara teoritis. Jenis material mata pisau adalah SS41, dan poros adalah S45C. Hasil yang diperoleh dari analisis permodelan desain menggunakan software meliputi tegangan maksimum von misses stress pada pembebanan 2,5 N untuk setiap 24 mata pisau totalnya sebesar 157 MPa, hasil displacement adalah 0,161 mm, serta hasil safety factor bernilai 3,05, sedangkan hasil perhitungan teoritis dari von misses stress adalah 168 MPa, displacement 0,03 mm, dan safety factor sebesar 3,18. Berdasarkan hasil nilai safety factor pada simulasi model mata pisau dinyatakan aman dan dapat dilanjutkan ke tahap proses manufaktur.... Limbah organik adalah sisa makanan, sayur-sayur busuk, atau bahan sisa dari proses pengolahan tanaman, yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos dan campuran dari pakan ternak [3,4]. Sedangkan untuk limbah anorganik yang berasal dari sumber daya alam tak dapat diperbarui, seperti plastik, kaca, mobil bekas, dapat dimanfaatkan sebagai bahan daur ulang untuk berbagai jenis kerajinan, didaur ulang kembali dan tergantung dari cara pengolahannya limbah plastik dapat dibuat sebagai bahan penyusun beton [2,3,5,6]. ...Noer Aden Bahry Aden Anis Siti NurrohkayatiSigiet Haryo PranotoAndi Nugroho NurrohkayatiPemanfaatan limbah digunakan pada berbagai sektor seperti bidang industri, makanan, manufaktur, dll. Limbah organik terdiri dari sisa makanan, sayuran, atau bahan sisa proses pengolahan tanaman. Limbah organik dimanfaatkan sebagai pupuk organik dan juga pakan ternak. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat prototype mesin pencacah limbah organik untuk mencacah limbah agar dapat diolah menjadi pupuk kompos dan pakan ternak. Komponen penggerak utama pada prototype mesin pencacah limbah organik adalah motor listrik dengan daya 1/2 HP dan 2880 rpm, reducer dengan rasio putaran 1/20, perbandingan pulley 3/4 dengan belt yang digunakan A-66. Perhitungan yang dilakukan pada proses perancangan prototype mesin pencacah limbah organik adalah perencanaan v-belt dan pulley, perhitungan laju dan torsi pada poros pisau. Kapasitas hasil cacahan dibedakan dengan 2 jenis pengujian yaitu dengan reducer dan tanpa reducer. Jenis limbah yang dicacah adalah limbah sayur, limbah kulit organik, dan ubi-ubian. Hasil kapasitas cacahan dengan reducer mencacah limbah sayur dengan kapasitas sebanyak kg/jam, untuk limbah kulit organik kg/jam, dan untuk limbah ubi-ubian sebanyak Untuk prototype mesin pencacah tanpa reducer memiliki kapasitas cacahan untuk limbah sayur sebanyak kg/jam, dan kapasitas untuk limbah jenis kulit organik sebanyak kg, sedangkan untuk limbah ubi-ubian tidak dapat dicacah oleh prototype tanpa reducer. Angger Bagus PrasetiyoFauzun FauzunAzhim Azyratul AzmiRizqi Ilmal YaqinThe conventional cooling process was chosen because of the better estimation of manufacturing times and lower manufacturing costs. One alternative to minimize the decline in quality in plastic products is by using a conformal cooling process. This study will compare the contours of the fluid flow pattern between conventional cooling channels and conformal cooling channels. Case study on a box-shaped product made of PP material which has a melt temperature of 205 ° C. 3D product images were made with Solidwork 2017 software and process simulation using fluent software. The results showed that the temperature flow pattern in the conformal channel resulted in a temperature absorption of around while the conventional cooling channel was around Then the coolant channel that experiences high pressure drop occurs in the conformal cooling channel around pascals and the conventional cooling channel around is part of a key component in fishing boat propulsion. Propeller can provide momentum to the fluid which can be a thrust on the ship. However, The failure of the propeller found prematurely. The failure of the propeller maybe because of overload on the propeller model so the fatigue life of the propeller becomes low. On the other hand, the rapid development of technology can simulate a design model to look for failures that occur. Finite Element Analysis is one of the designer solutions to determine the age of failure of a model and failure-prone areas in a model. This study uses propeller model data from fishing boat with engine 24HP in Dumai City TPI that always fail prematurely. The material used is copper alloy. While the drawing model uses Autodesk Inventor and Finite Element Analysis simulation using ANSYS software with the number of model nodes is 51108 and the number of elements of the model is 26268. The results obtained from this study are Von Mises stress on the simulation model that is equal to MPa to MPa. While the deformation value due to the effect of loading on the model is 5,3657 mm to 0 mm. These results affect the age of fatigue fatigue life on the model with the highest value 109 and the lowest 0. The results of the fatigue life value on the model affect the results of the level of damage and the safety number of the model with successive values of 1032 to 1 and 15 to The conclusion of the result is the propeller will fail paper presents a procedure for static stress analysis of a given shredder blade with three cutting edges used for cutting Polyethylene Terephthalate PET waste plastics. Solid Works was used for generating the blade geometry and shape. This procedure gives detailed steps for calculating the distributed applied cutting forces at the edge of the blade. The blade material is selected to be low carbon steel with known physical and mechanical properties. Finite Element Analysis with ANSYS is then implemented for calculating the induced stresses and strains throughout the blade structure. The 3D modeling of the blade was imported to the ANSYS. Finite element –type “SOLID 185” was implemented for the present stress analysis. Meshing of the 3D model has been implemented with smart mesh density level 3 It was found from attained results that the maximum stress resulting from the applied cutting forces is well below the allowable stress of the blade materialRizqi Ilmal Yaqin Juniawan Preston SiahaanSigiet Haryo PranotoPropeller merupakan salah satu komponen pada kapal penangkap ikan yang memiliki fungsi untuk menggerakan kapal. Efisiensi dari propeller kapal sangat berpengaruh langsung terhadap mesin utama penggerak pada kapal penangkap ikan. Beberapa kondisi, propeller kapal dirancang untuk menyerap daya seminimal mungkin dan memberikan efisiensi gerak kapal semaksimal mungkin. Gaya rotasi propeller kapal akan menciptakan gaya dorong kapal. Gaya yang bekerja pada propeller kapal terjadi karena adanya gaya dari dorongan dan gaya centrifugal serta torsi dari propeller kapal pada setiap blade yang disebabkan revolusi di sekitar sumbu putar propeller kapal. Oleh karena itu, perhitungan tegangan yang dihasilkan dari gaya-gaya pada propeller kapal sangat sulit di perhitungkan secara akurat. Finite Element Analysis FEA telah menjadi solusi untuk memprediksi dari suatu kekuatan material yang tidak dapat ditunjukkan dalam teoritis dan memungkinkan desainer untuk melihat semua gaya secara teoritis yang terjadi pada model. Penelitian ini menggunakan material paduan tembaga yang memiliki number of element sebesar 406674 dan jumlah nodes 640321. Hasil yang didapatkan yaitu tegangan maksimu Von Mises yaitu sebesar . Sedangkan nilai regangan maksimum yaitu sebesar 0,2448 dan nilai displacement maksimum sebesar 133 mm. Nilai safety factor pada penelitian ini sangat rendah yaitu 0. Sehingga geometri desain model propeller sangat rawan terjadi kegagalan atau deformasi saat Jumlah sampah plastik yang dibuang kelaut oleh Indonesia jumlahnya mendekati 200 juta ton. Jumlah ini berada di bawah Tiongkok yang menghasilkan sampah plastik mencapai 262,9 juta ton. Pada saat yang sama, kebutuhan akan plastik di Indonesia baru terpenuhi sekitar 64% dari total 5 juta ton plastik. Sampah plastik yang dibuang kelaut, seharusnya dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Sampah plastik yang telah ada, perlu diolah agar dapat dimanfaatkan kembali sebagai plastik produksi. Pengolahan sampah plastik yang paling sederhana adalah dengan mencacah plastik yang telah ada menjadi serpihan-serpihan kecil menggunakan mesin pencacah. Mesin pencacah dapat digunakan dimanapun karena menggunakan mesin diesel sebagai penggeraknya. Mekanisme pencacahan yang digunakan menggunakan tipe gunting. Hasil perancangan mesin pencacah menggunakan 5 mata pisau dengan spesifikasi, panjang 180 mm, lebar 50 mm, tebal 10 mm dan sudut mata pisau 35° dengan panjang poros penggerak 450 mm, diameter 30 mm. Kata kunciplastik, mesin, daur ulang. ABSTRACT The amount of plastic waste discharged into the sea by Indonesia is approximately 200 million tons. This amount is below China which produces plastic waste reaches million tons. At the same time, the need for plastics in Indonesia is only fulfilled about 64% of the total 5 million tons of plastic. Plastic waste discharged into the sea, should be utilized to meet these needs. Plastic waste that has been there, needs to be processed in order to be reused as a production plastic. The simplest plastic waste processing is to chop the already existing plastic into small pieces. This chopper machine can be used anywhere because it uses a diesel engine as its propulsion. The enumeration mechanism used with scissor type. The design of the enumerator machine uses 5 blades with specifications, length of 180 mm, width 50 mm, 10 mm thick and 35 ° knife angle with 450 mm drive length, 30 mm diameter. Keyword plastic, machine, recycle Ridwan LasabudaPEMBANGUNAN WILAYAH PESISIR DAN LAUTAN DALAM PERSPEKTIF NEGARA KEPULAUAN REPUBLIK INDONESIA Regional Development in Coastal and Ocean in Archipelago Perspective of The Republic of Indonesia Ridwan Lasabuda1 ABSTRACT Indonesian as an archipelagic state has been recognized internationally UNCLOS 1982, later ratified by Act 17 of 1985. Under UNCLOS 1982, the total maritime area of Indonesia is million km2, consisting of million km2 of territorial waters and km2 of Economic Exclusive Zone Zone Ekonomi Ekslusif, not including the continental shelf. This makes Indonesia as the largest archipelagic state in the world. However, the development of marine and fisheries for this is still far from expectations, while large potential of natural resources and environmental services are relatively unexploited in coastal areas, small islands and ocean in Indonesian archipelago. Keywords coastal and ocean, development, Indonesian, archipelago ABSTRAK Sebagai negara kepulauan, Indonesia telah diakui dunia secara internasional UNCLOS 1982 yang kemudian diratifikasi oleh Indonesia dengan Undang-Undang Tahun 1985. Berdasarkan UNCLOS 1982, total luas wilayah laut Indonesia seluas 5,9 juta km2, terdiri atas 3,2 juta km2 perairan teritorial dan 2,7 km2 perairan Zona Ekonomi Eksklusif, luas tersebut belum termasuk landas kontinen. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Namun demikian, pembangunan bidang kelautan dan perikanan hingga saat ini masih jauh dari harapan. Padahal wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dan lautan kepulauan Indonesia disimpan potensi sumber daya alam dan jasa lingkungan yang sangat besar dan belum dimanfaatkan secara optimal. Kata kunci pesisir dan laut, pembangunan, Indonesia, kepulauan 1 Laboratorium Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu, FPIK UNSRATBambang Setyonop>Sepeda hybrid trisona adalah sepeda yang digerakkan oleh tiga sumber gerak, yaitu gerak manual oleh engkol kaki, gerak motor pneumatik udara bertekanan, dan gerak motor listrik. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan menganalisis kekuatan frame dengan variasi beban pengemudi mulai dari 0 – 95 kg menggunakan software autodesk inventor . Dengan menggunakan fitur Stress Analysis yang dilengkapi dengan metode finite element analysis FEA, dapat diketahui luaran berupa von misses stress, displacement , dan safety factor . Frame hasil rancangan berdiameter 1 inchi, material dari mill steel . Panjang frame = 1200 mm, lebar = 180 mm, tinggi = 618 mm. Hasil analisis simulasi pada beban maksimum 95 kg besar tegangan von misses stress tertinggi terjadi di bagian rangka sambungan rangka dengan head tube sebesar 103,9 MPa. Displacement maksimum terbesar pada rangka tengah penyangga tempat duduk 0,2382 mm dan terkecil sebesar 0 MPa pada sambungan rangka dengan head tube . Safety factor minimum yang diperoleh dari analisa tersebut adalah sebesar 1,99 terjadi di sambungan rangka dengan head tube di bawah dan maksimum adalah 15 terjadi di sambungan rangka dengan head tube atas. Dengan kondisi angka keamanan tersebut maka desain frame sepeda trisona tersebut aman. Kata kunci sepeda hybrid trisona, frame, von misses stress , displacement , angka keamanan
Disinikami menawarkan mesin pengolahan limbah plastik yaitu : Mesin Pengancur / Penggiling Limbah Plastik Fungsi : Menggiling atau menghancurkan limbah plastik antara lain botol aqua, gelas aqua, botol oli, tempat cat, galon, kresek, kantung impus dll. Mesin ini dilengkapi dengan pisau baja yang terdiri dari pisau putar dan pisau diam yang
ArticlePDF AvailableAbstractThe amount of plastic waste each year will increase by 10% every year which is a problem for a country. Therefore, proper processing of plastic waste needs to be done. Before being processed into plastic waste processing, it is necessary to have a chopping process using a plastic chopping machine. The plastic chopping machine has an important component, namely the chopping knife. Before carrying out the knife manufacturing process, it is necessary to validate the design of the blade that is used with its loading. Model simulation using software is one way to quickly validate the model. This study aims to determine the effect of loading variations on stress, strain, deformation and safety factors of the model. The use of ANSYS software is used to analyze the chopping machine knife model with a variation of 5kg / hour, 10kg / hour, 20kg / hour and 50kg / hour capacities. The result is that the stress, strain and deformation parameters have an increase in value with increasing loading variations. The greatest values of stress, strain and deformation are in the variation of 50kg / hour respectively Pa; and 56,358 x 10-11mm. The value of the safety factor for all variations of loading has a value of 15. The value of the safety factor means that the design of the plastic chopping knife is safe to use up to a loading of 50kg / hour Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. JTT Jurnal Teknologi Terapan Volume 7, Nomor 1, Maret 2021 p-ISSN 2477-3506 e-ISSN 2549-1938 44 STUDI PERANCANGAN PISAU PADA MESIN PENCACAH PLASTIK MENGGUNAKAN FINITE ELEMENT ANALYSIS Rizqi Ilmal Yaqin1*, Mega Lazuardi Umar2, Sigiet Haryo Pranoto3, Angger Bagus Prasetiyo4, Bambang Hari Priyambodo5 1Program Studi Permesinan Kapal, Politeknik Kelautan dan Perikanan Dumai 2Program Studi Teknik Mesin, Politeknik Negeri Banyuwangi 3Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur 4Jurusan Teknik Mesin, Institut Teknologi Nasional Yogyakarta 5Program Studi Teknik Mesin, Sekolah Tinggi Teknologi Warga Surakarta Email Abstrak Jumlah sampah plastik setiap tahunnya akan meningkat 10% setiap tahunnya yang menjadikan masalah sebuah negara. Oleh karena itu adanya pengolahan yang tepat terhadap sampah plastik perlu dilakukan. Sebelum diolah ke pengolahan sampah plastik perlu adanya proses pencacahan menggunakan mesin pencacah plastik. Mesin pencacah plastik memiliki komponen penting yaitu pisau pencacah. Sebelum melakukan proses manufaktur pisau perlu adanya validasi pada desain bentuk pisau yang digunakan dengan pembebanan nya. Simulasi model menggunakan software merupakan salah satu cara cepat validasi model tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi pembebanan terhadap tegangan, regangan, deformasi dan faktor keamanan dari model. Penggunaan software ANSYS digunakan untuk analisa model pisau mesin pencacah dengan variasi pembebanan kapasitas 5kg/jam, 10kg/jam, 20kg/jam dan 50 kg/jam. Hasilnya parameter tegangan, regangan dan deformasi memiliki kenaikan nilainya dengan seiring kenaikan variasi pembebanan. Nilai terbesar tegangan, regangan dan deformasi berada pada variasi 50kg/jam secara berturut-turut sebesar 233,79 x 10-3 MPa; 12,114 x 10-7m/m dan 20,282 x 10-10m. Nilai faktor keamanan seluruh variasi pembebanan memiliki nilai 15. Nilai faktor keamanan tersebut memiliki arti yaitu desain dari pisau pencacah plastik aman digunakan hingga pembebanan 50kg/jam. Kata Kunci Pisau, Tegangan, Deformasi, Faktor Keamanan Abstract The amount of plastic waste each year will increase by 10% every year which is a problem for a country. Therefore, proper processing of plastic waste needs to be done. Before being processed into plastic waste processing, it is necessary to have a chopping process using a plastic chopping machine. The plastic chopping machine has an important component, namely the chopping knife. Before carrying out the knife manufacturing process, it is necessary to validate the design of the blade that is used with its loading. Model simulation using software is one way to quickly validate the model. This study aims to determine the effect of loading variations on stress, strain, deformation and safety factors of the model. The use of ANSYS software is used to analyze the chopping machine knife model with a variation of 5kg / hour, 10kg / hour, 20kg / hour and 50kg / hour capacities. The result is that the stress, strain and deformation parameters have an increase in value with increasing loading variations. The greatest values of stress, strain and deformation are in the variation of 50kg / hour respectively 233,79 x 10-3 MPa; 12,114 x 10-7m/m dan 20,282 x 10-10m. The value of the safety factor for all variations of loading has a value of 15. The value of the safety factor means that the design of the plastic chopping knife is safe to use up to a loading of 50kg / hour. JTT Jurnal Teknologi Terapan Volume 7, Nomor 1, Maret 2021 p-ISSN 2477-3506 e-ISSN 2549-1938 45 Keywords Blade, Stress, Deformation, Safety Factor. I. PENDAHULUAN Limbah plastik atau sampah plastik merupakan masalah beberapa wilayah yang ada di negara berkembang. Jumlah sampah plastik di indonesia semakin lama akan semakin bertambah dengan jumlah 825ton pada tahun 2006 meningkat menjadi 1038,5ton pada tahun 2008. Jumlah tersebut akan meningkat setiap tahunnya dengan kisaran peningkatan 10% per tahunnya Yetri, Sawir and Hidayati, 2016. Selain sampah plastik yang berada di darat, sampah plastik juga banyak ditemukan di lingkungan perairan atau laut di Indonesia. Data jumlah sampah plastik diperkuat dengan adanya data penggunaan kantong plastik di indonesia sebanyak 700 kantong/orang/tahun dengan rata-rata 0,12kg sampah plastik setiap harinya Fatimura, 2020. Sampah plastik dapat bertahan hingga bertahun-tahun dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Selain dapat mencemarkan lingkungan, sampah plastik jika proses pengolahannya dengan dibakar maka dapat mencemari udara sehingga membahayakan manusia Karuniastuti, 2013. Sampah plastik yang terbawa laut juga dapat mencemari biota laut yang dapat membuat bioata laut mati. Oleh karena itu, masalah sampah plastik memerlukan perhatian khusus untuk diproses lebih lanjut guna mengurangi pencemaran lingkungan sekitar Widjanarko, 2015. Pemanfaaatan teknologi dalam memproses dapat mengurangi sampah plastik sudah sering di lakukan oleh beberapa pihak baik pemerintah maupun secara umum. Salah satu pemanfaatan plastik tersebut yaitu reaktor pirolisis untuk mengkonversikan sampah plastik menjadi bahan bakar yang bermanfaat bagi manusia Fatimura, 2020. Proses pendaurulang sampah plastik pada dasarnya memerlukan beberapa proses lagi sebelum benar-benar untuk dilakukan proses pirolisis maupun bahan campuran beton. Bentuk pengolahan sampah plastik dapat dimulai dengan melakukan dengan mencacah plastik tersebut menggunakan mesin. Pengunaan mesin pencacah plastik dapat menghemat waktu proses pendaurulangan sampah plastik Anggraeni and Latief, 2018. Mesin pencacah plastik merupakan suatu mesin yang digunakan untuk memotong ukuran plastik menjadi lebih kecil. Mesin pencacah plastik memiliki beberapa komponen penyusun mesin pencacah plastik antara lain rangka mesin, pisau pencacah, saringan cacahan plastik, penutup atas dan motor penggerak Syamsiro, Hadiyanto and Mufrodi, 2016. Beberapa penelitian yang sudah dilakukan memiliki perbedaan jenis mekanisme proses pemotongan plastik. Jenis mekanisme pencacah plastik antara lain tipe penghancur Reddy and Raju, 2018 dan tipe gunting Anggraeni and Latief, 2018. Mekanisme tipe penghancur memiliki bentuk pisau hook dengan beberapa mata dan bentuk pisau S dengan dua mata pisau Yepes, Pelegrina and Pertuz, 2018. Sedangkan jumlah pisau yang dibutuhkan untuk mekanisme penghancur harus sesuai dengan lebar hopper penampung plastik jadi membutuhkan mata pisau yang banyak. Jenis mekanisme pencacah plastik tipe gunting memiliki model persegi panjang dengan mata pisau yang tajam sesuai Gambar 1Pranoto et al., 2020. Pisau mekanisme tipe gunting terhubung dengan poros penggerak sehingga dapat menimbulkan gaya potong akibat putaran mesin Orhorhoro, Ikpeand and Tamuno, 2016. Jumlah dari mata pisau yang digunakan dalam mekanisme tipe gunting minimal memiliki lima pisau. Hal tersebut menyebabkan mekanisme pencacah plastik dengan tipe gunting memiliki jumlah pisau yang relatif lebih sedikit dibandingkan dengan mesin pencacah plastik tipe penghancur. Oleh sebab itu, pisau pencacah tersebut dalam mencacah plastik memiliki nilai ekonomis dan keefektifan yang lebih baik dari pada yang lain. Mekanisme tipe gunting membantu dan mempermudah proses pencacahan plastik Anggraeni and Latief, 2018. Gambar 1. Bentuk mata pisau pencacah plastik tipe gunting Anggraeni and Latief, 2017 Komponen pisau pencacah merupakan komponen yang penting dalam proses pencacahan plastik karena menentukan proses pencacahan plastik. Beberapa jenis bahan yang sering digunkan mesin pencacah pisau yaitu AISI 1045 Yepes, Pelegrina and Pertuz, 2018, JIS SKD 11 Anggraeni and Latief, 2018, HSS, ST37 dan DIN 8885 Widjanarko, 2015. Jenis HSS merupakan jenis pisau yang banyak dipasaran untuk mata pisau mesin ketam. Tahapan awal dalam merancang suatu JTT Jurnal Teknologi Terapan Volume 7, Nomor 1, Maret 2021 p-ISSN 2477-3506 e-ISSN 2549-1938 46 komponen mesin yaitu mendesain dan menganlisa desain yang dihasilkan. Proses analisa desain pisau mesin pencacah plastik adalah proses untuk menhasilkan produk yang maksimal dalam proses manufaktur Pranoto et al., 2020. Kegagalan struktur komponen mesin sering terjadi pada suatu mesin dikarenakan belum adanya perhitungan dan analisa strukurtur material yang digunakan mesin tersebut. Suatu perancangan yang dilakukan harus memperhatikan kekuatan maksimum dari suatu struktur bahan yang digunakan pada komponen tersebut Mulyadi and Hermawan, 2015. Salah satu metode untuk menganalisa secara simulasi pada suatu struktur bahan pada komponen mesin yaitu finite element. FEA atau Finite Element Analisys adalah suatu metode untuk memperoleh pendekatan numerik sehingga dapat diselesaikan dengan komputer dengan cara mendiskretisasi atau membagi struktur komponen menjadi bagian-bagian kecil yang jumlahnya berhingga. Elemen kecil tersebut di gabungkan untuk dianalisa secara perhitungan Rusdiyana et al., 2016. Beberapa penelitian penggunaan Finite Element Analisys tentang pisau mesin penghancur plastik sudah banyak dilakukan. Analisis dari pisau mesin penghancur PET dengan variasi bahan dan bentuk dengan menggunakan metode Finite Element Analisys memiliki hasil berupa rekomendasi pisau yang digunakan yang baik adalah AISI 1045 dengan bentuk pisau hook-shaped Yepes, Pelegrina and Pertuz, 2018. Penggunaan metode Finite Element Analisys dapat menganalisa tegangan pada pisau pemotong sampah plastik. Hasil dari analisa tersebut memperlihatkan sebarahan tegangan pada pisau pemotong tersebut. Tegangan yang dihasilkan masih di bawah tegangan luluh dari bahan tersebut Nasr and Yehia, 2019. Angka keamanan dari pisau pencacah plastik juga dapat diketahui dengan menggunakan metode Finite Element Analisys Pranoto et al., 2020. Berdasarkan permasalahan yang dijabarkan sebelumnya, tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh variasi pembebanan terhadap desain pisau mesin pencacah menggunakan Finite Element Analisys. Hasil yang diperoleh yaitu berupa meliputi tegangan, regangan dan deformasi pada pisau pencacah plastik serta safety factor pada setiap pembebanan sebagai acuan untuk proses manufaktur dari pisau mesin pencacah plastik. II. METODE Simulasi pemodelan desain pisau mesin pencacah plastik di gambar 3D menggunakan software CAD Autodesk Inventor 2019. Pemilihan desain dari mata pisau menyesuaikan dari dudukan mekanisme pemotongan pencacah plastik. Oleh karena itu, desain dari pisau memiliki bentuk dan dimensi yang di tunjukkan pada Tabel 1. Model gambar hasil dari penentuan parameter geometri dapat dibentuk sesuai Gambar 2. Bentuk yang digunakan menyesuaikan tingkat kemudahan dalam pembuatan dan modifikasi pisau pencacah. Penentuan bahan pada model pisau pencacah bahan menggunakan baja paduan HSS 18% eq. ASTM A600 yang memiliki sifat mekanik dan fisik sesuai dengan Tabel 2. Pemilihan bahan HSS 18% karena mata pisau tersebut sudah dijual di pasaran sebagai mata pisau mesin potong kayu serta mudah untuk di modifikasi bentuknya. Mekanisme pemotongan pisau pencacah plastik model gunting dapat disimulasikan menggunakan putaran yang memiliki bentuk pada Gambar 3. Pemodelan simulasi menggunakan software Workbench ANSYS Parameter-parameter pemodelan simulasi di masukkan kedalam sistem software pada bagian data model simulasi. Gambar 2. Model perancangan pisau mesin pencacah plastik Gambar 3. Mekanisme dudukan pisau pencacah plastik Analisis sistem pemodelan dengan Finite Element Analysis menggunakan software dipengaruhi dengan sistem meshing pada model yang dianalisisnya. Penggunaan meshing pada model pisau mesin pencacah plastik menggunakan tipe tetrahedral dengan jumlah Node sebanyak 30168 dan jumlah Element sebanyak 14858. Penentuan mesh menggunakan skala paling halus agar simulasi pemodelan lebih maksimal hasil dari perhitungannya. Pengaturan bentuk dari mesh pada JTT Jurnal Teknologi Terapan Volume 7, Nomor 1, Maret 2021 p-ISSN 2477-3506 e-ISSN 2549-1938 47 model desain pisau pencacah plastik dapat di tunjukkan pada Gambar 4. Tabel I. Ukuran geometri pisau pencacah plastik Tabel II Sifat mekanik bahan pisau pencacah plastik Gambar 4. Meshing tipe tetrahedral model Penentuan kondisi awal yang digunakan pada model yaitu menggunakan fixed support atau tumpuan tetap yang di tunjukkan dengan Gambar 5. Penggunaan parameter fixed support berada pada bagian atas pisau yang memiliki kontak langsung dengan bagian penggerak pisau dinamis pada mesin pencacah plastik. Sedangkan untuk pembebanan menggunakan pembebanan sebesar variasi kapasitas dari pisau yaitu 5kg/jam, 10kg/jam, 20kg/jam dan 50 kg/jam. Kondisi kerja pisau pada proses pemotongan plastik menggunakan spesifikasi motor besin yang di tunjukkan Tabel III. Konversi dari pembebanan terhadap gaya yang diberikan pada pemodelan menggunakan persamaan berikut 1 Keterangan F = Gaya pembebanan N m = Massa plastik yang terbeban kg g = Konstanta gaya gravitasi m/s2 Jika dikonversikan pembebanan tersebut memiliki nilai sebesar 50N; 100N; 200N dan 500N. Pembebanan diletakkan pad bagian bawah pisau karena yang mengalami pembebanan saat pisau bekerja. Pembebanan pada model di tunjukkan pada Gambar 6. Gambar 5. Penentuan kondisi awal model Tabel III Kondisi kerja pisau pemotong Gambar 6. Penentuan pembebanan pada model Post processing pada bagian permodalan yaitu penentuan hasil yang diperoleh pada simulasi model pisau mesin pencacah plastik. Parameter hasil proses simulasi pada model ini antara lain total deformation, equivalent elastic strain, equivalent stress dan safety factor. Penentuan nilai strain dan stress secara teoritis dapat diselesaikan dengan persamaan berikut 2 Keterangan Penentuan kondisi awal fixed support Penentuan gaya pada benda kerja JTT Jurnal Teknologi Terapan Volume 7, Nomor 1, Maret 2021 p-ISSN 2477-3506 e-ISSN 2549-1938 48 = Tegangan yang terjadi = Regangan = Poison ratio E = Modulus young Sedangkan untuk perhitungan angka keamanan atau safety factor dapat di tunjukkan dengan persamaan berikut 3 Keterangan = Angka Keamaan = Tegangan yang diijinkan bahan = Tegangan yang diterima bahan III. HASIL DAN PEMBAHASAN Equivalent Stress Simulasi pemodelan simulasi pada pisau mesin pencacah plastik menggunakan metode elemen hingga untuk menghitung nilai-nilai untuk menemukan solusi perkiraan untuk permasalahan nilai batas pada suatu model. Simulasi model 3D pada pisau mesin pencacah plastik menggunakan analisa tegangan statis dengan tidak adanya pengaruh getaran dan dinamika. Hasil analisa variasi pembebanan pada simulasi model 3D menunjukkan adanya bentuk yang sama terhadap persebaran tegangan pada model pisau pencacah plastik yang di tunjukkan pada Gambar 7, Gambar 8, Gambar 9, dan Gambar 10. Kontur hasil pemodelan menunjukkan sisi luar pisau dan sisi mata pisau yang memiliki nilai tegangan tertingginya Pranoto et al., 2020. Hal tersebut dikarenakan daerah mata pisau merupakan daerah yang memiliki ketebalan lebih tipis dari daerah lainnya sehingga tegangan menginisiasikan dari daerah yang paling tipis Kumaran et al., 2020. Gambar 7. Hasil Simulasi tegangan pada variasi beban 5kg/jam Gambar 8. Hasil Simulasi tegangan pada variasi beban 10 kg/jam Gambar 9. Hasil Simulasi tegangan pada variasi beban 20 kg/jam Gambar 10. Hasil Simulasi tegangan pada variasi beban 50 kg/jam Gambar 11 menunjukkan adanya kenaikan nilai tegangan dengan bertambahnya kapasitas mesin pada pisau pencacah plastik. Hasil dari pemodelan didapatkan nilai tegangan maksimum pada variasi pembebanan 5kg/jam, 10 kg/jam, 20 kg/jam dan 50kg/jam secara berturut-turut yaitu 23,379 x 10-3 MPa; 46,759 x 10-3 MPa; 95,518 x 10- JTT Jurnal Teknologi Terapan Volume 7, Nomor 1, Maret 2021 p-ISSN 2477-3506 e-ISSN 2549-1938 49 3 MPa dan 233,79 x 10-3 MPa, sedangkan untuk tegangan minimum yaitu 3,239 x 10-3 MPa; 6,478 x 10-3 MPa; 12,957 x 10-3 MPa dan 32,392 x 10-3 MPa. Hasil pemodelan dengan variasi pembebanan pada pisau pencacah plastik tersebut didapatkan nilai tegangan yang selalu meningkat seiring dengan naiknya kapasitas yang digunakan pada mesin pencacah plastik. Hal tersebut dikarenakan penentuan tegangan memiliki perbandingan yang lurus dengan besaran gaya yang diterima suatu benda Sitepu and Hamzah, 2016. Hal ini juga memperlihatkan nilai Tegangan terbesar pada pembebanan 50kg/jam yaitu dengan nilai 233,79 x 10-3 MPa. Nilai tegangan tersebut masih aman dibawah nilai batas tegangan yang diijinkan pada bahan yang digunakan pada pembuatan mesin pencacah plastik tersebut Djumhariyanto, 2016. Gambar 11. Grafik hasil pemodelan tegangan dengan variasi pembebanan Equivalent Elastic Strain Regangan merupakan salah satu aspek luaran pada model simulasi yang dipengaruhi jenis bahan. Gambar 12, Gambar 13, Gambar 14 dan Gambar 15 menunjukkan hasil dari simulasi model pada pisau pencacah plastik yang telah dilakukan. Variasi pembebanan pada simulasi model tidak mempengaruhi bentuk kontur regangan yang dihasilkan. Nilai regangan terbesar berada di bagian tepi yang dapat menginisiasikan regangan ke seluruh model. Bentuk kontur regangan memiliki kemiripan dengan bentuk kontur tegangan hasil simulasi pemodelan. Hal tersebut dikarenakan distribusi tegangan dan regangan dipengaruhi oleh kondisi pembebanan yang diterapkan pada model simulasi Ramadhan, Mangalla and Samhuddin, 2018. Kesamaan tersebut dapat dibuktikan dengan teoritis dengan persamaan dasar dari hukum hooke pada suatu bahan sebagai berikut Erokhin, Kalachnikov and Kalashnikov, 2018 4 Dimana merupakan tegangan, E merupakan modulus young’s, dan merupakan regangan atau sering diberikan simbol . Persamaan tersebut memperlihatkan adanya keterkaitan dengan yang memiliki perbandingan yang berkesinambungan. Gambar 12. Hasil Simulasi regangan pada variasi beban 5kg/jam Gambar 13. Hasil Simulasi regangan pada variasi beban 10kg/jam Gambar 14. Hasil Simulasi regangan pada variasi beban 20kg/jam JTT Jurnal Teknologi Terapan Volume 7, Nomor 1, Maret 2021 p-ISSN 2477-3506 e-ISSN 2549-1938 50 Gambar 15. Hasil Simulasi regangan pada variasi beban 50kg/jam Gambar 16. Grafik hasil pemodelan regangan dengan variasi pembebanan Gambar 16 menunjukkan hasil simulasi model pisau pencacah plastik antara regangan dengan variasi beban. Nilai regangan akan naik seiring dengan naiknya pembebanan pada pisau pencacah plastik. Hasil dari pemodelan didapatkan nilai regangan maksimum dengan variasi pembebanan 5kg/jam, 10 kg/jam, 20 kg/jam dan 50kg/jam berturut-turut adalah 1,211 x 10-7m/m; 2,423 x 10-7m/m; 4,845 x 10-7m/m dan 12,114 x 10-7m/m, sedangkan untuk regangan minimum yaitu 0,179 x 10-7m/m; 0,357 x 10-7m/m; 0,715 x 10-7m/m dan 1,767 x 10-7m/m. Nilai regangan terbesar pada simulasi pemodelan yaitu 12,114 x 10-7m/m pada variasi kapasitas 50kg/jam. Total Deformation Deformasi merupakan salah satu luaran dari simulasi model pada pisau pencacah plastik yang diperlukan untuk menentukan model yang digunakan cukup tangguh untuk menahan beban sesuai yang diberikan Wibawa, 2019. Hasil dari simulasi pemodelan terlihat persebaran deformasi berada di bagian tepi model. Gambar 17, Gambar 18, Gambar 19 dan Gambar 19 menunjukkan kontur dari distribusi deformasi pada model pisau pencacah plastik hasil simulasi. Bentuk tersebut menunjukkan ketidak signifikan dari deformasi pada model pisau pencacah plastik sehingga terlihat bahwa pisau tidak akan berubah bentuk geometri setelah menerima beban. Hal tersebut dikarenakan tegangan yang diberikan masih berada di daerah elastis bahan yang digunakan Yin and Xu, 2018. Deformasi menjadi aspek penting dalam analisa ini dikarenakan dapat merubah bentuk komponen sehingga dapat menjadikan pisau menurun secara fungsi kegunaannya Pranoto et al., 2020. Gambar 17. Hasil Simulasi deformasi pada variasi beban 5kg/jam Gambar 18. Hasil Simulasi deformasi pada variasi beban 10kg/jam JTT Jurnal Teknologi Terapan Volume 7, Nomor 1, Maret 2021 p-ISSN 2477-3506 e-ISSN 2549-1938 51 Gambar 19. Hasil Simulasi deformasi pada variasi beban 20kg/jam Gambar 20. Hasil Simulasi deformasi pada variasi beban 50kg/jam Gambar 21. Grafik hasil pemodelan deformasi dengan variasi pembebanan Gambar 21 menunjukkan grafik deformasi dengan variasi pembebanan hasil pemodelan simulasi. Nilai deformasi akan naik seiring dengan kenaikan kapasitas yang diterima dari pisau pencacah plastik. Hasil dari pemodelan didapatkan nilai deformasi dengan variasi pembebanan 5kg/jam, 10 kg/jam, 20 kg/jam dan 50kg/jam berturut-turut adalah 2,028 x 10-10m; 4,056 x 10-10m; 8,113 x 10-10m dan 20,282 x 10-10m, sedangkan untuk deformasi minimum seluruh variasi yaitu 0 m atau tidak terjadi perubahan apapun. Nilai regangan terbesar pada simulasi pemodelan yaitu 20,282 x 10-10m pada variasi kapasitas 50kg/jam. Hasil simulasi pemodelan ketika pisau pencacah plastik diberi beban yang paling tinggi, pisau tidak berubah secara signifikan deformasinya. Hal tersebut menunjukkan bahwa komponen tidak akan rusak dan dapat diterapkan pada kegunaannya Pratama and Mahardika, 2018. Safety Factor Faktor keamanan atau safety factor merupakan salah satu aspek yang digunakan untuk mengevaluasi agar sebuah perancangan terjamin keamanan dari dimensi yang maksimal. Faktor keamanan dapat ditentukan dengan perbandingan antara tegangan yang diberikan pada desain dengan tegangan luluh pada bahan Wibawa, 2019. Hasil dari simulasi model ditunjukkan pada Gambar 22, Gambar 23, Gambar 24 dan Gambar 25 yang memiliki nilai minium dan maksimum 15. Distribusi hasil simulasi pemodelan menunjukkan bahwa distribusi merata angka keamanan pada seluar daerah atau bagian yang ada pada model pisau mesin pencacah plastik. Hasil angka keamanan tersebut menunjukkan keamanan pada model perancangan pisau mesin pencacah plastik aman dari pembebanan yang diberikan. Keamanan suatu komponen dapat ditunjukkan dengan nilai safety factor yang didapatkan >1 dari tegangan yang bekerja Pranoto et al., 2020. Secara umum nilai faktor keamanan dari penelitian ini sudah memenuhi syarat untuk mampu menahan beban. Gambar 22. Hasil Simulasi angka keamanan pada variasi beban 5kg/jam JTT Jurnal Teknologi Terapan Volume 7, Nomor 1, Maret 2021 p-ISSN 2477-3506 e-ISSN 2549-1938 52 Gambar 23. Hasil Simulasi angka keamanan pada variasi beban 10kg/jam Gambar 24. Hasil Simulasi angka keamanan pada variasi beban 20kg/jam Gambar 25. Hasil Simulasi angka keamanan pada variasi beban 50kg/jam IV. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan pemaparan analisa dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa distribusi tegangan, regangan dan deformasi pada pemodelan pisau mesin pencacah plastik dengan variasi pembebanan pada 5kg/jam, 10kg/jam, 20 kg/jam dan 50 kg/jam mengalami peningkatan disetiap pembebanan yang diberikan. Nilai tegangan, regangan dan deformasi terbesar berada pada pembebanan 50kg/jam sebesar 233,79 x 10-3 MPa; 12,114 x 10-7m/m dan 20,282 x 10-10m. Nilai faktor keamanan setiap variasi pembebanan memiliki nilai 15. Hal tersebut menunjukkan bahwa model perancangan dari pisau mesin pencacah plastik aman digunakan karena nilai faktor keamanannya > 1 dari tegangan yang bekerja pada benda kerja. Model yang sudah dirancang dan bahan HSS 18% dapat direkomendasikan sebagai pisau mesin pencacah plastik. Saran Saran yang diberikan yaitu adanya penelitian selanjutnya dengan desain dan pemilihan badan yang lain agar mengetahui perbandingan dari penggunaan bahan yang digunakan. Selain itu penelitian tentang fatigue life bahan sangat diperlukan untuk mengetahui umur pakai pada perancangan model yang digunakan. V. DAFTAR PUSTAKA Anggraeni, N. D. and Latief, A. E. 2017 Modifikasi Mata Pisau Mesin Pencacah Plastik Tipe Polyethylene’, in Seminar Nasional Rekayasa dan Aplikasi Teknik Mesin di Industri – XVI, pp. 69–78. Anggraeni, N. D. and Latief, A. E. 2018 Rancang Bangun Mesin Pencacah Plastik Tipe Gunting’, Jurnal Rekayasa Hijau, 22, pp. 185–190. Djumhariyanto, D. 2016 Analisa Tegangan Poros Roda Mobil Listrik Dengan Metode Elemen Hingga’, J-Proteksion, 11, pp. 8–14. Erokhin, K. M., Kalachnikov, E. S. and Kalashnikov, N. P. 2018 Relation between the Young’s Modulus in Hooke’s Law and the Binding Energy of a Single Atom in Solid’, International Journal of Advanced Research in Physical Science IJARPS, 512, pp. 38–40. Fatimura, M. 2020 Evaluasi Kinerja Reaktor Pirolisis Non Katalis Dalam Mengkonversikan Limbah Plastik Menjadi Bahan Bakar Minyak’, Jurnal Ilmiah Teknik Kimia, 41, pp. 1–7. Karuniastuti, N. 2013 Bahaya Plastik terhadap JTT Jurnal Teknologi Terapan Volume 7, Nomor 1, Maret 2021 p-ISSN 2477-3506 e-ISSN 2549-1938 53 Kesehatan dan Lingkungan’, Swara Patra Majalah Pusdiklat Migas, 31, pp. 6–14. Kumaran, P. et al. 2020 Design and analysis of shredder machine for e - Waste recycling using CATIA’, IOP Conference Series Materials Science and Engineering, 9931, pp. 0–7. Mulyadi, S. and Hermawan, Y. 2015 Analisa Kegagalan Produk Cutting Disc Mesin Pemotong Krupuk Singkong Dengan Metode Elemen Hingga’, Rotor, 82, pp. 1–9. Nasr, M. F. and Yehia, K. A. 2019 Stress Analysis of a Shredder Blade for Cutting Waste Plastics’, Journal of International Society for Science and Engineering, 11, pp. 9–12. Orhorhoro, E. K., Ikpeand, A. E. and Tamuno, R. I. 2016 Performance Analysis of Locally Design Plastic Crushing Machine for Domestic and Industrial Use in Nigeria’, EJERS, European Journal of Engineering Research and Science, 12, pp. 26–30. Pranoto, S. H. et al. 2020 Desain dan Analisis Mata Pisau Pencacah Untuk Pengolahan Sampah Plastik Menggunakan Finite Element Analysis’, Infotekmesin, 112, pp. 147–152. Pratama, J. and Mahardika, M. 2018 Finite element analysis to determine the stress distribution, displacement and safety factor on a microplate for the fractured jaw case’, AIP Conference Proceedings, 1941, pp. 1–7. Ramadhan, M. S., Mangalla, L. K. and Samhuddin 2018 Perancangan Dan Simulasi Frame Mobil Gokart’, ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin PERANCANGAN, 32, pp. 1–10. Reddy, S. and Raju, T. 2018 Design and Development of mini plastic shredder machine’, in IOP Conference Series Materials Science and Engineering, pp. 1–6. Rusdiyana, L. et al. 2016 Desain dan analisa pisau penghancur bonggol jagung sebagai bahan pakan ternak’, Jurnal Energi Dan Manufaktur, 91, pp. 49–53. Sitepu, G. and Hamzah 2016 Analisis Kekuatan Struktur “ Tank Deck ” Kapal LCT AT 117 M TNI AL’, Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan, 141, pp. 39–48. Syamsiro, M., Hadiyanto, A. N. and Mufrodi, Z. 2016 Rancang Bangun Mesin Pencacah Plastik Sebagai Bahan Baku Mesin Pirolisis Skala Komunal’, Jurnal Mekanika dan Sistem Termal JMST, 12, pp. 43–48. Wibawa, L. A. N. 2019 Desain dan Analisis Tegangan Alat Pengangkat Roket Kapasitas 10 Ton Menggunakan Metode Elemen Hingga’, Jurnal Energi dan Teknologi Manufaktur JETM, 201, pp. 23–26. Widjanarko 2015 Pemilihan Pisau Potong Mesin Perajang Limbah Plastik Dengan Metode Quality Function Deployment Qfd Dan Value Engineering Ve Sebagai Alternatif Peningkatan Taraf Hidup’, Rotor, 8April. Yepes, C. P., Pelegrina, R. M. A. and Pertuz, M. G. J. 2018 Analysis by means of the finite element method of the blades of a PET shredder machine with variation of material and geometry’, Contemporary Engineering Sciences, 1183, pp. 4113–4120. Yetri, Y., Sawir, H. and Hidayati, R. 2016 Rancang Bangun Mesin Pencacah Sampah Dan Limbah Plastik’, in Seminar Nasional pengabdian kepada masyarakat, p. 375385. Yin, Z. and Xu, L. 2018 Finite element analysis and optimization design of paper cutter cutting blade based on ANSYS’, in Proceedings International Conference on Robots and Intelligent System, pp. 475–478. ... Hasil simulasi pemodelan static structur terlihat pada Gambar 5, Gambar 6, Gambar 7, Gambar 8 dan Gambar 9. Hasil gambar tersebut menunjukkan sebaran deformasi terlihat pada bagian sisi bawah ke arah atas allen key. Distribusi pola kontur tersebut menunjukkan tidak signifikan deformasi pada pemodelan allen key sehingga bentuk geometri tidak mengalami perubahan bentuk setelah menerima pembebanan yang diberikan [12]. Hal tersebut mengartikan tegangan yang diberikan masih berada di area elastis bahan, selain itu deformasi menjadi aspek terpenting ketika melakukan analisa hal ini dikarenakan dapat merubah bentuk dan menurunkan kegunaan dari allen key [12]- [14]. ...... Distribusi pola kontur tersebut menunjukkan tidak signifikan deformasi pada pemodelan allen key sehingga bentuk geometri tidak mengalami perubahan bentuk setelah menerima pembebanan yang diberikan [12]. Hal tersebut mengartikan tegangan yang diberikan masih berada di area elastis bahan, selain itu deformasi menjadi aspek terpenting ketika melakukan analisa hal ini dikarenakan dapat merubah bentuk dan menurunkan kegunaan dari allen key [12]- [14]. N, 175N, 225N, 275N, dan 325N diperoleh nilai deformasi maximum berturut-turut sebesar 3,4283 mm, 4,7996mm, 6,1709mm, 7,5422mm, dan 8,9135mm. ...... Salah satu aspek luaran yang dihasilkan dari simulasi pemodelan static structure pada allen key adalah regangan, selain itu jenis bahan yang digunakan juga akan berpengaruh terhadap hasil regangannya [12]. Gambar 10, Gambar 11, Gambar 12, Gambar 13, dan Gambar 14 menunjukkan hasil simulasi pemodelan tidak berpengaruh hasil dari bentuk kontur regangan. ...Allen key merupakan alat bantu untuk mengencangkan, melonggarkan dan melepas baut bekepala segi enam. Alat bantu harus mampu menahan beban dan menahan kontak. Simulasi pemodelan allen key dilakukan untuk mengetahui pengaruh deformasi dan angka keamanan dari sebuah desain. Software ANSYS membantu untuk menganalisis pemodelan. Parameter deformasi, regangan, tegangan mengalami kenaikan disetiap variasi pembebanan dengan nilai terbesar pada variasi beban 325N nilai deformasi sekitar 8,9135mm, Regangan sebesar 2,2 x 10-3mm, tegangannya sebesar 4,54 x 102Mpa. Angka keamanan setiap variasi pembebanan adalah 15, nilai tersebut menunjukkan desain, variasi yang diberikan dan jenis material aman untuk digunakan sampai pembebanan paper presents a procedure for static stress analysis of a given shredder blade with three cutting edges used for cutting Polyethylene Terephthalate PET waste plastics. Solid Works was used for generating the blade geometry and shape. This procedure gives detailed steps for calculating the distributed applied cutting forces at the edge of the blade. The blade material is selected to be low carbon steel with known physical and mechanical properties. Finite Element Analysis with ANSYS is then implemented for calculating the induced stresses and strains throughout the blade structure. The 3D modeling of the blade was imported to the ANSYS. Finite element –type “SOLID 185” was implemented for the present stress analysis. Meshing of the 3D model has been implemented with smart mesh density level 3 It was found from attained results that the maximum stress resulting from the applied cutting forces is well below the allowable stress of the blade material Lasinta Ari Nendra WibawaThis study examines the design and stress analysis of a 10-ton capacity rocket lifting device using the finite element method. The material used is Aluminum alloy 7075. Finite element analysis is done numerically by using Autodesk Inventor Professional 2017 software. The simulation results show that the structure of the rocket lift has Von Mises stress, deformation, mass, and safety factors of MPa, mm, kg, and Ejiroghene Kelly OrhorhoroThis paper is focused on the performance analysis of locally design plastic crushing machine for domestic and industrial use in Nigeria. A plastic crushing machine designed and fabricated from locally sourced materials were used to crushed plastic materials mainly to reduced plastic wastes dumped across Nigeria cities. Performance analysis was carried out on the plastic crushing machine and the efficiency was calculated as while the average machine through put capacity was determined as considering the results obtained, the plastic crushing machine was efficient enough to be use domestically and and fabrication of plastic shredding machine has been conducted to supply the feedstock for pyrolysis of waste plastics to produce liquid oil. The machine has a capacity of 20-30 kg/h depending on the plastic type and thickness. We propose the integrated system for pyrolysis of waste plastics in small or medium scale which utilize our product as a source of energy for pyrolysis and shredding machine. The gaseous and solid products can be used for pyrolysis while the liquid oil will be used for powering the shredding machine. The excess liquid oil can be used as a fuel for household and small enterprise by employing pressurized cooking stove. The preliminary test shows that the shredding machine can be used for crushing PET bottle smoothly with the capacity of 14 kg/h. The capacity can be increased by adding the material input and by employing water to push the shredded plastic flowing and analysis of shredder machine for e -Waste recycling using CATIAP KumaranKumaran, P. et al. 2020 'Design and analysis of shredder machine for e -Waste recycling using CATIA', IOP Conference Series Materials Science and Engineering, 9931, pp. element analysis to determine the stress distribution, displacement and safety factor on a microplate for the fractured jaw caseJ PratamaM MahardikaPratama, J. and Mahardika, M. 2018 'Finite element analysis to determine the stress distribution, displacement and safety factor on a microplate for the fractured jaw case', AIP Conference Proceedings, 1941, pp. Dan Simulasi Frame Mobil GokartM S RamadhanL K MangallaSamhuddinRamadhan, M. S., Mangalla, L. K. and Samhuddin 2018 'Perancangan Dan Simulasi Frame Mobil Gokart', ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin PERANCANGAN, 32, pp. 1-10.
Danberikut ini salah satu contoh bentuk pisau untuk mencacah plastik . Bahan pisau pencacah plastik Kebanyakan yang kami gunakan untuk membuat pisau pencacah ini menggunakan produsen yakni : • SKD-11 : Pabrikan Jis - Jepang • Ektra KNL : Pabrikan Bohleer - Jerman • SLD : Buatan Hitachi • 2379 : Buatan Kami Thyssen Abtraksi Conveyor merupakan alat untuk mengangkut bahan-bahan industri. Sedangkan Motor listrik, Gearbox, pulley belt, rangka dan sabuk karet belt conveyor ini adalah komponen dari conveyor, dimana komponen dari sabuk karet ini berfungsi untuk membawa sampah ke dalam mesin chuser atau mesin penghancur sampah. Dengan peranan dari motor listrik, gearbox, pulley, rangka, sabuk karet belt conveyor yang sangat penting, di perlukan perancangan yang baik, salah satu-nya yang perlu diperhatikan adalah segi kekuatan, dimana rangka menerima beban dari sampah maupun menerima beban dari motor listrik yang bekerja untuk memutar pulley. Dalam penulisan tugas akhir ini dibahas mengenai perencanaan gear box dan analisa statik struktur rangka melalui simulasi dengan menggunakan software CATIA V5. Analisa statik telah dilakukan pada rangka conveyor. Material dari rangka diambil dari baja kontruksi jenis AISI 4140. Adapun beban yang diberikan pada rangka conveyor pada bagian bawah adalah sebesar 200 N, tengah sebesar 400 N , dan atas sebesar 600 N. Untuk menentukan besar nya tegangan maksimum dan peralihan maksimum yang dihasilkan pada rangka bagian bawah sebesar 2,95 x 10 7 N/m 2 dan peralihan maksimum sebesar 0,0000536 mm, dan pada rangka bagian tengah sebesar 6,13 x 10 7 N/m 2 dan peralihan maksimum sebesar 0,000052 mm dan pada rangka bagian atas sebesar 2,52 x10 7 N/m 2 dan peralihan maksimum sebesar 0,0000651 mmCekharga Pisau Pisang terbaru diantara 1,973 produk. Temukan juga harga pisau pisang kripik,pisau pisang sale,pisau pisang tandan,pisau pisang plastik,pisau pisang keripik. Bandingkan harga dan promo terlengkap hanya di BigGo Indonesia
.